Setelah istirahat yang cukup, sakitku berangsur pulih. Seharian kemarin aku benar-benar hanya tidur dan turun dari ranjang untuk yang perlu-perlu saja. Seperti sakit yang lalu, Mas Kian dengan telaten merawatku. Membuatku semakin semangat untuk sembuh. Pasalnya, aku tidak ingin merepotkannya lebih lama. Kini, aku sedang berjemur di lantai dua. Angin yang sejuk, juga hangatnya matahari yang belum lama terbit, membuat suasana terasa sangat nyaman. Aku sendirian saja karena Mas Kian sedang teleponan dengan Ayah. Bahasannya serius karena menyangkut resto. Sudah setengah jam lebih belum selesai juga. “Lama-lama, kok, jadi panas.” Aku bangun, lalu beranjak dari sofa bed. Badanku masih agak lemas. Aku turun tangga dengan hati-hati. Kini tampak Mas Kian masih teleponan dengan Ayah sembari men