Nafi’s POV
“Mereka memang sedekat itu, ya, Mbak?” tanyaku pada Mbak Ninda, istri Mas Arif. Ya, Mas Arif ini adalah anak bimbing Bapak yang dulu pernah Mas Kian singgung. Ini bukan kali pertama aku ke rumah mereka, tetapi sudah ketiga kalinya. Semakin sering ketemu, semakin aku bisa akrab dengan pasutri satu ini.
Seperti saat ini contohnya. Sementara Mas Kian sedang ngobrol dengan Mas Arif, aku ngobrol dengan Mbak Ninda. Anak-anakku juga bermain dengan anak-anak mereka. Kebetulan, anak kami sama-sama tiga. Bedanya, anak Mas Arif dan Mbak Ninda tidak ada yang kembar.
“Iya, Fi. Kian itu udah Mas Arif anggap kaya adik sendiri. Karena dia tahu betul betapa … maaf … menderitanya suamimu dulu saat baru aja ditinggal orang tua.”
“Iya, Mbak. Aku paham. Mas Kian udah sering cerita.”
Ngomong-ngo
