Siapa Yang dipilih, Istri atau Masa Lalu

1722 Kata

Permana berdiri di depan rumah sederhana milik Bu Ratmi, menatap Luna yang duduk di kursi kayu di teras rumah. Senja mulai turun, warna jingga keemasan mewarnai langit, tetapi suasana hati Luna tak seindah itu. "Luna, ayo pulang," kata Permana dengan lembut. Luna hanya diam, menunduk, dan mengusap perutnya yang mulai membesar. Ia tahu Permana sudah datang menjemputnya, tapi hatinya masih berat untuk pulang. "Luna..." Permana melangkah lebih dekat, mencoba menggenggam tangannya, tapi Luna menarik diri. "Aku masih ingin di sini, Mas," katanya lirih. Permana menghela napas, lalu berjongkok di hadapannya, mencoba mencari tatapan istrinya. "Kenapa, Sayang? Apa kamu masih marah?" Luna menggeleng, tapi matanya berkabut. "Aku tidak marah, Mas... Aku hanya..." Ia menggigit bibir, ragu apakah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN