Hari pemilihan Permana sebagai wali kota tiba. Suasana kota XXX dipenuhi spanduk dan baliho dengan wajahnya terpampang megah. Semua orang terlihat antusias mengikuti proses demokrasi tersebut. Di antara kerumunan orang-orang yang datang ke TPS, Permana tiba bersama keluarganya—Nyonya Hilma, Chelsea, dan Luna. Kehadiran mereka menarik perhatian masyarakat dan media yang meliput momen penting itu. Permana tampak gagah mengenakan kemeja putih sederhana, melambangkan kesederhanaan seorang pemimpin. Di sampingnya, Luna mengenakan dress formal berwarna pastel dan hijab senada, tampil anggun namun bersahaja. Chelsea, yang tak kalah bersemangat, menggandeng tangan ayahnya sambil sesekali melambaikan tangan kepada orang-orang yang mengenal mereka. Nyonya Hilma berjalan di belakang mereka dengan s