Pagi itu, Luna terbangun lebih awal seperti biasa. Setelah mencuci muka dan mengenakan mukena, ia melirik Chelsea yang masih tidur di tengah ranjang, terlihat begitu damai. Dengan lembut, ia menyentuh pundak Chelsea. "Chelsea, ayo bangun sayang. Kita sholat Subuh," bisiknya dengan nada lembut. Chelsea mengerjap-ngerjapkan matanya, sedikit bingung sebelum tersenyum lebar. "Iya, Bu Luna," jawabnya sambil bangkit dengan antusias. Namun, sebelum mereka keluar kamar, Chelsea berbisik dengan senyum nakal. "Tapi Papa juga harus sholat bareng kita, kan Bu Luna? Papa jadi imam!" Luna sedikit terkejut mendengar ucapan Chelsea. Sebelum sempat menjawab, Chelsea sudah memanjat ke sisi ranjang ayahnya dan mengguncang-guncang tubuhnya. "Papa, bangun! Ayo sholat! Chelsea mau Papa jadi imam!" serunya p