Permana duduk di ruang kerjanya dengan ekspresi tegang. Matanya menatap layar ponselnya, membaca berita demi berita yang semakin memperburuk citranya. Fitnah demi fitnah terus mengalir, dari tuduhan mengeksploitasi Chelsea dalam kampanye hingga gosip lamanya sebagai pria yang dekat dengan banyak wanita sebelum menikah dengan Luna. Netizen yang dulu memuji-muji sosoknya sebagai walikota yang baik kini berbalik menyerangnya. "Ternyata selama ini cuma pencitraan!" "Kinanti pasti punya alasan kuat menggugat hak asuh!" "Kasihan Chelsea, jadi korban perebutan orang tuanya!" Permana menghela napas panjang. Dadanya sesak. Bagaimana mungkin semua ini terjadi dalam waktu yang begitu cepat? Saat ia masih mencoba menenangkan pikirannya, ponselnya bergetar. Telepon dari pengacaranya. "Pak, sidang