Luna merasa hatinya lebih tenang saat mobil yang ditumpanginya akhirnya berhenti di depan rumah ibunya. Rumah sederhana itu masih seperti dulu, meskipun kini lebih terawat karena bantuan keuangan yang Luna kirimkan setiap bulan. Saat turun dari mobil, matanya menangkap sosok ibunya yang tengah duduk di teras, menatap jalan dengan pandangan kosong. Luna tersenyum kecil, lalu berjalan mendekat. "Ibu..." panggilnya lembut. Sang ibu tersentak, lalu segera berdiri dengan raut wajah bahagia. "Luna! Kamu datang, Nak!" Luna segera menghampiri ibunya dan memeluknya erat. Ada kehangatan yang selalu ia rindukan setiap kali berada di pelukan ibunya. "Ibu sehat, kan?" tanya Luna sambil menatap wajah ibunya. Sang ibu mengangguk. "Sehat, Nak. Tapi ibu lebih bahagia melihatmu datang. Kamu tidak kele