50. Tatapan yang menyakitkan

1013 Kata

Kembali ke sekolah dengan keadaan yang masih belum sehat. Aku menggunakan kursi roda dengan Rizki yang setia mendorong dan mengangkat tubuhku dari mobilnya ke kursi roda. "Lo jangan jauh-jauh dari kita, soalnya kaki lo lagi gak guna!" sungut Rizki tanpa belas kasih. Kalau orang lain yang mendengarkan ini. Mungkin mereka akan tersinggung. Tapi aku sudah merasa terbiasa oleh bahasa Rizki yang agak menyebalkan ini. Hazel mengangkat sebelah alisnya namun tidak bicara. Sonia berkaca dan membenarkan letak kecamatannya. Sedangkan Irene, dia menambahkan lip gloss di kedua bibirnya, seolah tidak mendengarkan apa yang baru saja Rizki katakan padaku. Aku mendengus, karena ketiga temanku itu tidak ada yang membelaku. "Lo kata dokter jangan makan es dulu. Kalau mau, gue kasih s**u beruang!" tamba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN