Enam bulan kemudian. Rumah itu kini lebih hidup dari sebelumnya. Ada suara langkah terburu-buru, aroma sup ayam, dan tumpukan boneka kecil di sudut ruang tamu. Naya berdiri di dapur, mengenakan daster longgar. Tangannya sibuk mengaduk panci sambil sesekali memegang perutnya yang mulai membuncit. “Sayang! Kamu liat remote TV?” teriaknya. “Di tangan kamu, Nay!” sahut Leo dari ruang tengah. Naya menunduk, melihat remote benar-benar di tangannya sendiri. “Oh. Hormonnya, Le. Bukan aku yang salah.” Leo yang sedang duduk sambil membaca laporan kerja langsung bangkit menghampiri, mencium keningnya. “Hormonnya, ya. Tapi tetap cantik, kok.” “Kalau kamu gombal terus, aku tambah yakin anak kita bakal Virgo juga,” goda Naya. Leo menatap perutnya lembut, lalu berjongkok dan berbisik. “Nak, janga
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


