Bab 33 Kita Pulang

1042 Kata

Rumah di kawasan Jetis itu terasa lebih ramai dari biasanya. Lampu-lampu halaman depan menyala terang, kursi-kursi sewaan sudah ditata rapi, dan tenda kecil berdiri di halaman samping. Wangi kembang telon dan suara musik pelan dari dapur membuat suasana malam terasa hangat dan sedikit tegang. Akan tetapi, tabur kebahagian mengudara dengan kuat. Di dalam kamar yang didekorasi seadanya dengan tirai baru dan bunga melati di sudut meja rias, Naya duduk diam. Gaun pengantinnya tergantung rapi di balik pintu lemari. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, berbalut piyama satin putih dan rambut yang dikuncir rendah. Suara tawa Angkasa terdengar di luar kamar, disusul celetukan Tante Dewi dari ruang tengah. “Naya cantik sih, tapi semoga besok nggak nangis pas akad ya. Soalnya katanya cewek yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN