“JANGAN BILANG KALIAN…!!!” Anita menatap Naya dari atas ke bawah. Rambut berantakan, wajah polos tanpa riasan, dan yang paling mencolok — kemeja Leo yang kebesaran, hanya dikancingkan seadanya. Leo refleks berdiri di antara ibunya dan Naya. “Mama, tolong jangan teriak.” Terlambat. Anita sudah bangkit berdiri. “Leo Alamsyah! Kalian belum nikah! Sekarang dia pakai bajumu saja?! Apa dia tidur di sini?!” Naya langsung membeku, baru sadar siapa yang ada di ruang makan. “Eh...Mama, saya…” Leo mengusap wajahnya. “Ya Tuhan…” Anita memejamkan mata sejenak, seolah menenangkan diri. Napasnya memburu. “Kalian sudah—?!” Leo menatap Naya yang ketakutan, lalu ibunya yang meledak-ledak. Ia berdiri tegak. “Ya, Ma. Apapun yang mama pikirkan, itu benar.” Gentle, dia mengaku. Hening lagi. Anita mena

