Bab 38 Pulang langsung sidang

1114 Kata

Pesawat dari Denpasar mendarat mulus di Bandara Adisutjipto. Begitu pintu kabin dibuka, aroma khas Yogyakarta langsung menyapa—campuran tanah basah, sate, dan wedang jahe dari warung dekat bandara. Leo menggandeng koper mereka dengan gaya sok cool, sementara Naya berjalan di sampingnya sambil memeluk guling travel berwarna pink. “Guling itu nggak mau dilepas?” goda Leo. “Ini teman setia. Nggak seperti kamu yang suka ninggalin aku ke toilet pas di pesawat,” balas Naya dengan wajah polos. Begitu sampai di parkiran, Leo buru-buru mengambil alih kemudi. “Kali ini aku yang nyetir. Di Bali kamu udah puas ngebut.” Naya terkikik. “Takut kalah lagi, ya?” “Aku takut nyawa kita melayang,” jawab Leo sambil menyalakan mesin. Di perjalanan, mereka mampir ke angkringan langganan. Naya langsung mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN