Rafiq masih mencoba mencerna apa yang baru saja diutarakan oleh saudara jauhnya yang sering ia panggil ‘Om.’ Bagaimana mungkin anaknya mau dilamar, sementara yang pria sudah bertunangan dan dalam waktu enam bulan lagi akan dilaksanakan pernikahan. “Maaf Om, sepertinya aku tidak akan bisa menerima niat baik Om. Pasha sudah memiliki calon istri, dan juga sudah bertunangan dengan Mecca. Jadi sangat tidak memungkinkan Om melamar Yaya untuk Pasha,” ujar Rafiq menolak secara halus. “Dan, pastinya Pasha tidak akan menyetujui perihal ini. Lagi pula belum tentu Pasha menyukai Yaya. Satu lagi, sifat Yaya masih kekanakannya, rasanya amat memalukan jika Yaya bersanding dengan Pasha dan menjadi menantu Om.” Dengan terpaksa Rafiq merendahkan Yaya di depan Emir, demi niat tersebut tidak diseriuskan.