Keheningan tiba-tiba saja menyelimuti suasana di dalam mobil usai Pasha berkata tegas. Yaya menggigit bibir bawahnya sembari memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil, menatap pemandangan yang ada di luar sana dengan perasaan yang agak tersentil. Bagi Yaya, ciuman pertamanya dengan Pasha tidak mungkin bisa ia lupakan. Apalagi gadis itu merasa tertarik dengan pria dewasa itu. “Anggap tidak pernah terjadi,” batin Yaya mengulang kalimat itu, sudut bibirnya pun tersenyum getir. Andaikan saja Yaya sedang tidak menahan rasa nyeri di kakinya, bisa dipastikan mulutnya kembali merepet seperti biasanya. Kini, ia terdiam. Dan, entah mengapa ujung mata Pasha melirik heran pada gadis itu, yang tidak menggubrisnya. Pasha membawa Yaya ke rumah sakit yang terdekat, hanya memakan waktu 30 menit mereka t