Emir menarik napas dalam-dalam, menatap tajam Bayu yang terlihat semakin gelisah di kursinya. Suasana di ruang rawat menjadi semakin tegang. Emir menyuruh Latif menyerahkan iPad yang ia bawa. “Ini adalah sesuatu yang harus kita bahas secara terbuka,” ujar Emir dengan nada tegas tapi terukur. Pasha melirik papanya dengan alis berkerut. Ia belum tahu apa yang akan dilakukan Emir, tapi tatapan dingin papanya sudah cukup memberitahunya bahwa ini bukan hal kecil. “Baiklah, Pak Bayu, karena Anda begitu gigih memperjuangkan kehormatan putri Anda, saya rasa ada baiknya saya menunjukkan sesuatu yang selama ini saya simpan,” ujar Emir sambil memutar layar iPad ke arah Bayu. Bayu menyipitkan matanya, menatap layar iPad yang kini memperlihatkan beberapa foto dan video Mecca. Wajah Bayu berubah