Hari masih gelap, saat melihat layar di ponsel, jam masih menunjukkan pukul 03.00 pagi. Aku menelusupkan wajahku kedalam leher Pramuja karna merasa kedinginan. "Sstttt, tenanglah sayang, ini masih terlalu pagi. Tidurlah," gumamnya sambil terus menekan badanku agar merapat pada badan kekarnya. Pramuja kembali tertidur, aku masih saja merasa tidak nyaman. Aku membuka mataku dengan perlahan dan berusaha memisahkan tubuh lemasku dari pelukannya. "Kau mau kemana Zahra?" tanyanya lembut. "Em... Keluar sebentar kak Pram, jangan khawatir, aku tidak akan kemana-mana," jawabku dan bangkit pergi meninggalkannya. Aku keluar dari gubuk yang terbuat dari bambu dan menatap perkebunan teh Papa di antara keremangan malam. Kami memang memutuskan untuk tinggal di gubuk Papa buat sementara waktu. Setel