Via baru saja selesai meminum obatnya saat pintu kamar berderit pelan. Di sana, Grace berdiri dengan wajah sendu. "Via, boleh aku masuk?" Via berfikir sejenak, kemudian mengangguk." Silahkan! Mbak." "Kamar yang nyaman." Grace memekarkan senyum , dia berusaha membuka suara. "Alhamdulillah, Mbak. Cukup nyaman." "Hmmm, selamat atas pernikahan dan kehamilanmu." Suara Grace serak, tapi dia tetap mencoba tersenyum. "Terimakasih." "Akhirnya Raihan menemukan pengganti diriku, setelah dua tahun terpuruk setelah berakhirnya hubungan kami." Via hanya diam, dia tak tertarik dengan cerita ini, tapi menolak Grace rasanya sangat tidak sopan. "Kau tau, Via? Aku dan Raihan saling mencintai, kami berpacaran selama bertahun-tahun, kemana pergi selalu berdua, sekecil apapun yang ada pada Raihan, aku