Grace membuang rokoknya yang kesekian, lalu duduk di sofa merah maroon di ruangan kerjanya itu. "Apa yang kau lihat dari diriku?" "Maaf? Maksud nona?" Kening Rudolf berkerut. "Apa aku tampak menyedihkan?" "Saya tidak mengerti." Rudolf menggeleng. "Kau pernah memiliki kekasih?" Laki-laki tampan itu berfikir sejenak. Lalu mengangguk. "Pernah, tapi dia meninggalkan saya dan menikah dengan laki-laki lain, karena saya adalah laki-laki yang miskin." Rudolf menerawang. Kisah itu sudah lama sekali, saat dia masih muda dan menghabiskan waktunya menjadi anak seorang petani. Jauh sebelum dia datang ke Indonesia. Grace tertarik, dia bangkit mendekati Rudolf. Mengamati wajah yang kali ini menunjukkan emosi, biasanya hanya menunjukkan wajah datar dan dingin. "Lalu? Bagiamana perasaanmu?" "Saya
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari