Via tampak menimbang, dia mengusap wajahnya yang basah lalu memeras baju Raihan yang selesai di bilas. "Bagaimana?" "Baiklah! Itu pun kalau cutinya di kabulkan." Senyum Raihan merekah, dia akan menang kali ini. Selesai mencuci, Via berusaha menggapai jilbab itu kembali. Dan mereka berjalan ke dalam kamar. Raihan mengusap lengannya sendiri, dia menahan rasa dingin yang menusuk tulang. Hal itu mengusik Via. "Mas, tak bawa baju ganti?" "Tidak," Via tampak berfikir, Raihan melihat. Wanita ini memiliki kepribadian yang unik, dia akan menjadi seperti lawan bicaranya, jika dikerasi akan semakin keras, jika di hadapi dengan lembut dia malah menunjukkan perhatian. Satu kosong, kelemahan Via sudah dikuasainya. Gadis itu membuka lemari usang itu. Berpikir sambil memilah Milah tumpukan baju d