Kedatangan Via disambut hangat para asisten rumah tangga, walaupun belum lama saling mengenal, namun Nyonya muda itu sangat supel dan rendah hati. Via tak pernah menunjukkan bahwa dia adalah bos di rumah ini, dia menganggap kedudukannya dengan para pembantu sama, tak ada yang lebih tinggi atau pun rendah derajatnya. Via mengikuti Raihan menaiki tangga menuju kamar mereka dulu, setiba di pintu masuk , Via berjalan mundur dan memandang Raihan penuh tanda tanya. "Kamar ini lagi, Mas?" "Iya, kamar ini yang terbaik. Kenapa?" "Hmmm, bisa saya memiliki kamar sendiri?" Via bertanya tidak enak. Dia enggan, tapi juga tak mau membuat laki-laki itu tersinggung. Sedangkan Raihan mencerna situasi. Dia lebih memilih mengalah, tidak ada salahnya mundur selangkah untuk mendapatkan beribu langkah sela