Langkah perempuan itu menghilang di balik pintu. Tidak terdengar suara, tak ada salam atau permisi. Hanya keheningan yang kembali merebut ruangan seperti saat merebut segalanya dari Hannan sejak Kesha pergi. Tapi kali ini, ada yang tertinggal. Aroma lembut dari tubuh Andini, jejak hangat tangannya di ujung selimut Lingga, dan—kalimat terakhir yang menggema seperti tamparan di d**a Hannan. "Setidaknya pernah ada satu pelukan di dunia ini yang ingin menjaganya." Bukan ratapan. Bukan tuduhan. Ucapan yang begitu sederhana, begitu dalam, dan terlalu jujur untuk dilupakan. Hannan menatap Lingga. Anak itu tertidur dengan wajah damai dalam dekapannya. Begitu kecil. Begitu rapuh. Dan entah bagaimana, begitu—berharga. Tidak ada lagi bayangan Kesha yang rebah tak bernyawa, tidak ada lagi kebenc