"Kenapa hidupku seperti ini?" Gladys menengadahkan wajahnya ke langit, memejamkan matanya sejenak. Bisingnya isi kepala saling bersahutan, seolah menyalahkan dirinya atas segala kerancuan yang terjadi. Gladys tak dapat mengelak atas kesialan yang terus menimpa hidupnya. Satu masalah selesai, timbul masalah baru. Tidak ada habisnya Tuhan memberikan ujian ke hidupnya. Itulah yang terlintas di pikirannya sekarang. "Semua ini seperti salahku, aku yang salah atas semua hal." Kemudian tangannya mengusap wajahnya kasar. Pandangan matanya masih tertuju ke air tenang danau di hadapannya. Kedatangannya ke sini sengaja memilih melipir sejenak untuk mencari ketenangan pikir. Dia tidak sanggup memikul beban hidupnya sendiri, tapi juga tidak bisa membaginya dengan orang lain. Termasuk pasangannya yan