Proses persidangan pertama sudah berlangsung dengan lancar tanpa adanya gangguan. Lima hari setelahnya, Gladys kembali berada di ruang persidangan untuk sidang kedua. Tentu saja ditemani suami dan keluarga suaminya. Semuanya mendukung Gladys agar perempuan itu bisa melewatinya. Gladys sudah duduk di kursi saksi dan juga sudah membaca sumpah. Keberadaannya di sini bukan hanya sebagai saksi, melainkan juga sebagai korban atas semua kejahatan yang sudah Teo lakukan. Ekor mata Gladys menatap marah ke arah Teo yang berada di kursi terdakwa. "Saudari Gladys, dapatkah Anda menjelaskan bagaimana Anda mengenal terdakwa?" "Saya mengenal terdakwa saat saya masih SMP, berusia 14 tahun. Kami dijodohkan oleh orang tua kami dan sempat menjalin hubungan selama beberapa bulan. Namun, sikap terdakwa sang