Wanita itu menghela napas panjang, kemudian tangan kirinya menyentuh bunga teratai yang baru saja kembang di kolam ikannya. Tangan kanannya menggeser layar ponselnya, bingung atas segala pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya. Tidak ada jalan keluar yang dapat dapat dia tempuh. "Aku harus apa sekarang?" Gladys membuang napas, pandangannya lesu dan lemah. Kemudian dia berdehem. "Apa aku bertemu saja dengan Teo? Mungkin kalau aku berbicara secara baik-baik dan dengan kepala dingin, dia akan menyetujui permintaanku. Aku benar-benar berada di posisi yang rumit sekarang." Pandangan Gladys menengadah, matanya terpejam, dadanya naik turun mencoba mengatur menjadi lebih stabil. Dia tidak ingin terlalu tergesa-gesa hingga menimbulkan salah pilih di kemudian hari. Terlebih saat ini otaknya di