Atika merasa sangat gelisah karena permasalahan rumah tangganya membuatnya merasa sangat ketakutan. Apalagi saat ini ia sedang menghadapi tatapan sengit kedua orang tuanya yang menganggapnya hanya biang pembawa masalah. Atika menghela napasnya, ia ingin keluar dari kehidupannya yang seperti di Neraka. Bagaimana tidak, orang tuanya seolah menuntutnya ini dan itu, namun setelah mereka merasa tidak berguna lagi, mereka ingin segera memerintahkannya untuk memutuskan hubungannya dengan mengakhiri biduk rumah tangganya yang sudah susah payah ia bangun.
Semua dikendalikan orang tuanya, apalagi kedua orang tuanya tidak ingin ia hidup dalam penderitaan jika mengikuti Andi yang tidak memiliki apa-apa lagi. Atika meneteskan air matanya dan ia merasa sangat bersalah dengan penusukan yang terjadi pada
