Lintang menatap sedih pada Raffa, putranya yang masih saja memendam kebencian terhadap Artur, ayahnya sendiri. Sebagai ibu dan juga istri, Lintang bingung bagaimana cara mendamaikan keduanya, karena tidak mungkin jika mereka akan terus begini selamanya. Tapi, bagaimanapun dia harus bertindak dan tak bisa diam saja membiarkan ketegangan di antara suami dan anaknya terjadi selamanya. “Makan dulu, Nak!” ajak Lintang seraya menghampiri Raffa yang sedang berbaring di sofa, televisi menyala di hadapannya namun sepertinya dia tidak benar-benar menontonnya. Raffa menoleh dan tersenyum begitu melihat ibunya mendekat, dia segera bangun dan duduk bersandar pelan-pelan. “Mama tidak perlu memasak sebenarnya, aku belum lapar!” katanya sambil meraih tangan Lintang dan menciumnya. Lintang mengusap ra