Jack bisa menangkap keresahan ibunya, dia pasti cemas karena Anna melewati tempat itu jika hendak pergi sekolah. Keinginannya untuk memperbaiki hidup mereka pun muncul, dia lalu menghampiri Wina. “Bu, soal uang pendidikan Anna, apa boleh aku pinjam?” tanyanya memberanikan diri, merasa malu karena dia sendiri yang mengatakan untuk tidak menggunakan uang itu. Wina mengerutkan keningnya. “Lho, buat apa?” tanyanya heran. Jack menggaruk kepalanya dengan gugup, membasahi bibirnya karena merasa ragu melanjutkan niatnya. “Kau mau buat apa, Zaki? Tak apa jika kau memang membutuhkan, pakai saja dulu. Toh, Anna pun masih SD dan biaya sekolahnya masih bisa tertutupi,” kata Wina mengert dengan pikiran putranya itu. Jack termangu, dia memang memikirkan untuk membeli komputer bekas atau laptop. Menc