Raffa Kritis

1202 Kata

Ronald berlari menyusuri lorong rumah sakit, matanya mencari seseorang ketika langkahnya sampai di depan ruang operasi. Dia terengah mendapati Vanesha duduk dengan tatapan kosong di kursi tunggu, masih dengan gaun pengantinnya yang koyak dan penuh noda darah. “Vanesha!” panggilnya seraya mendekat dengan segera. Vanesha yang mendengarnya pun sontak menoleh, perempuan itu menghambur ke pelukan Ronald dan memeluk kakaknya dengan erat, tanpa berkata apapun. Dia hanya diam, bahkan tak terdengar tangisan sedikitpun. “Vanesha?” Ronald menyentuh kepalanya dengan lembut. “Dia di ambang hidup dan mati, apa yang harus kulakukan, Kak?” ucapnya bertanya. Ronald termangu mendengarnya, namun dia terdiam dan hanya membelai rambut Vanesha dengan sayang. “Apa yang harus kulakukan karena ternyata aku t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN