Raffa tersenyum bangga ketika dia menggandeng Vanesha bersamanya, perempuan yang baru saja menjadi istrinya itu tidak lari dan gemetar ketakutan menghadapi hujan peluru yang mengejar mereka, melainkan malah meminta senjata untuk melindungi dirinya. BRAK! Sama-sama terhempas membentur pintu untuk menghindari bidikan musuh, pasangan pengantin baru itu malah tertawa bersamaan dengan napas terengah-engah. “Kau tidak apa-apa?” tanya Raffa mengusap kepala Vanesha, mahkota dan kerudungnya masih terpasang meski rambutnya sudah berantakan. Vanesha menggeleng, dia tersenyum menatap suaminya itu. Ada sensasi tersendiri ketika beraksi dengan senjata api, bukan sebagai petugas kepolisian, dan malah masih menggunakan gaun pengantin yang robek sampai ke paha. “Kau seksi!” bisik Raffa seraya meraih