Razzi meraih jemari Rara, ia kecup lembut dengan bibirnya. Akhir-akhir ini, Rara lebih sensitif, dan lebih manja dari biasanya.
"Dengarkan Kak Razzi sebentar ya, Sayang. Rara itu belum lama mengalami hal luar biasa dalam hidup Rara. Kecelakaan sampai kepala Rara harus dioperasi, dan kaki Rara sempat lumpuh. Lalu, kecelakaan lagi, sehingga Rara harus keguguran. Secara kasat mata, saat ini, Rara memang terlihat sehat. Tapi, kita tidak tahu bagaimana dengan apa yang tidak terlihat."
"Dokter bilang, Rara sehat, Kak Razzi."
"Iya, aku tahu. Tapi, tidak salahnya kita berhati-hati bukan."
"Emhh ...." Rara memanyunkan bibirnya.
Razzi menarik pinggang Rara, agar Rara duduk kembali di atas pangkuannya.
"Aku cinta Rara, sangat cinta. Aku sayang Rara, sangat sayang. Aku tidak ingin Rara tersakit
