PART. 75

717 Kata

Setelah anak, dan menantu mereka ke luar dari kamar. Soleh, dan Cantika berbaring berdua di atas tempat tidur. Cantika berada di dalam dekapan kedua lengan Soleh. "Aku sudah lega, Bie. Aku percaya anak, dan menantu kita bisa meneruskan apa yang sudah kita lakukan. Dan bisa menjaga serta mengelola, apa yang sudah kita wariskan." "Aku juga memiliki keyakinan itu, Cantika cantikku." Mereka terdiam sesaat. "Bie." "Hmmm." "Kalau aku pergi lebih dulu, apa Bie akan menikah lagi?" "Haah? Tentu saja tidak, Sayangku. Cantika cantik, satu-satunya wanita yang aku cintai. Aku ingin, kita sehidup sesurga, semoga Allah mengabulkan keinginanku, aamiin." "Aamiin." "Bie." "Hmmm." "Kalau kita tidak bisa pergi bersama seperti Abba, dan Amma. Aku ingin, aku yang lebih dulu pergi, Bie." "Kenapa? Lag

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN