"Kami kembali ke Jakarta dulu, Amma. Abba, dan Amma jaga kesehatan ya. Jangan banyak pikiran, makan teratur, istirahat teratur." "Apa lagi yang harus kami pikirkan, Sila, tidak ada lagi. Soal makan, dan istirahat kami, kamu jangan khawatir, kami memiliki perawat paling jempolan. Dia, Asifa kakakmu. Dia merawat kami dengan sangat baik." Cantika menatap Asifa yang tengah bicara dengan Revan. Sedang anak-anak mereka sedang bicara dengan Rara, dan Razzi. "Kalau tidak ada dia, entah bagaimana kami ini. Abba, dan Amma tidak bisa membalas kebaikan Kakakmu, dia sabar sekali dalam merawat kami." "Amma, kami, aku, dan Kak Sifa yang banyak berhutang pada keluarga di sini. Kalau bukan karena kebaikan hati kalian semua, entah apa jadinya kami ini." "Sila ...." Cantika meraih bahu Asila, mereka sali