Razzi, dan Rara sudah berada di dalam kamar mereka. Razzi menatap Si Kembar yang tertidur lelap di dalam boks mereka. Razzi tersenyum, matanya berkaca-kaca, mengenang perjalanan cintanya dengan Rara, sampai pada titik sekarang ini. Sungguh perjalanan cinta yang berliku, memberinya rasa gelisah, rasa gundah, rasa sakit, namun, akhirnya sampai pada waktunya indah terasa bagi mereka berdua. Rara datang dari dapur. Ia membawa dot yang baru dicuci. s**u formula di dalam toples, dan air untuk membuat s**u. Razzi mengambil alih apa yang dibawa istrinya. Ia letakan di atas meja dekat boks tempat tidur anak-anak mereka. "Ehm ...." Razzi memeluk pinggang Rara. Didudukan Rara di atas pangkuannya. "Matamu bengkak, Sayang." "Belum habis air mata Rara karena kehilangan Nini, dan Kai. Harus menangi