Cantika sangat ingin menggendong kedua cicitnya, tapi ada perasaan takut juga. "Abba, dan Amma ingin menggendong mereka. Abba, dan Amma duduk di sini ya ...." Asifa meminta kedua orang tuanya untuk duduk. Lalu ia serahkan Zira ke tangan Cantika. Dan, Ziah menyerahkan Ziar ke tangan Soleh. Air mata Cantika tidak tertahankan, mengalir deras, dan jatuh ke selimut yang membungkus Zira. "Amma ...." Asifa berlutut di hadapan Cantika, ia seka air mata Ammanya. "Begitu bertubi cobaan yang harus Rara lalui. Sekarang saatnya, mereka bahagia, bukan begitu, Sifa?" "Iya, Amma. Amma jangan menangis lagi ...." "Aku menangis bahagia, Sifa. Sejak kecelakaan itu, aku merasa sangat bersalah pada Rara. Apa yang menimpa Rara, semua adalah karena kesalahanku. Hidupku rasanya tidak tenang, sebelum melihat