Revan masih terisak, dengan tubuh berguncang. Asifa sudah sadar dari pingsannya, ia menangis di dalam dekapan Aska. Revan bangkit dari duduknya. "Revan, turunkan satu kasur dari kamar atas, letakan di samping Ninimu ya. Setelah itu, bantu Paman mengangkat Kai, untuk dibaringkan di sana." "Baik, Paman. Dengan langkah gontai, Revan ingin ke luar dari kamar. Di ambang pintu ia bertemu dengan Vanda, dan kedua orang tuanya. "Revan, Kai kenapa?" Asma menatap mata Revan yang merah. "Masuklah, Amma." Revan menundukan kepala, lalu ia naik ke lantai atas, untuk mengambil kasur. Asma masuk ke dalam kamar Soleh. Tatapannya langsung ke atas ranjang. Kepalanya menggeleng berulang-ulang. "Tidak!" Asma berteriak panjang, tubuhnya ambruk dalam pelukan Revano, yang sudah berpikir kalau istrin