Kehamilan Rara berjalan lancar, tubuhnya semakin kuat seiring pertumbuhan janinnya. Ia tidak lagi mual, dan pusing. Hanya jerawat, dan flek hitam yang semakin banyak, dan itu membuatnya tidak ingin pergi ke mana-mana. Pengajian empat bulanan, dan tujuh bulanan sudah dilakukan. Seiring bertambah besar perutnya, gerak Rara mulai terbatasi. Namun, ia masih berusaha untuk tetap bergerak. Tugas Razzi membersihkan rumah, ia ambil alih, agar ia bisa terus bergerak, meski kadang ia terengah. "Jangan dipaksakan, Sayang." Razzi menatap Rara dengan perasaan cemas, karena wajah Rara yang meringis sambil memegang pinggang. "Biar aku yang kerjakan." "Tidak mau, biar Rara saja, biar Rara juga bergerak." "Biar aku nanti yang kerjakan. Lebih baik kita jalan-jalan pagi saja ya," bujuk Razzi. "Ayo, ga