"Aku rasa ...." "Ma, liur Ulun asa pahit banar, makan apa Ma, supaya ampih pahit (Ma, liurku terasa sangat pahit, makan apa Ma, supaya pahitnya hilang)" Razzi keluar dari dalam kamar mandi. "Abah, tolong tutup gordennya, melihat cahaya matahari kepala Ulun pusing, perut mual." Wira beranjak untuk memenuhi permintaan putra tunggalnya. Razzi duduk di dekat Ziah. "Mama jarangkan gula habang wan asam kamal nah. (Mama rebuskan gula merah dengan asam Jawa). Mama ke dapur dulu." Ziah bangkit dari duduknya. "Zi, pertanyaanku belum kamu jawab." "Di dapur saja, Aa." "Abah ke dapur dulu." "Inggih, Abah." Razzi sendirian di dalam kamar, ia kembali berbaring. Dipijit kepalanya yang terasa sangat pusing. Razzi sendiri merasa bingung, dengan apa yang terjadi padanya saat ini. Seingatnya, ia t