PART. 48

741 Kata

Napas Razzi masih tersengal, begitupun napas Rara. Razzi mengecup kening, dan bibir Rara. Prosesi malam pertama mereka sudah selesai. Menyisakan napas yang memburu, dan peluh yang membasahi tubuh mereka. "Terima kasih, Ra." Razzi mengecup mata Rara. "Tidak perlu berterima kasih, Kak Razzi. Ini bagian dari hak, dan kewajiban kita, bukan?" Razzi membaringkan tubuhnya di samping Rara. Ia ingin mengeringkan keringat dulu sebelum membersihkan diri. Razzi memiringkan tubuhnya, ia meraih jemari Rara. Ia kecup dengan mesra, lalu ia letakan di atas dadanya. Ditatap wajah Rara yang terpejam matanya. Razzi tersenyum, melihat senyum tersungging di bibir Rara. Razzi mengangkat kepala, dikecup bibir Rara yang tengah tersenyum. Rara membuka mata, ditatap wajah Razzi. "Rara cinta, Kak Razzi." "Aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN