Bab 18

2507 Kata

Dihadapanku manusia yang tadinya ngotot mengajakku ngobrol malah diam membisu. Mengaduk kopinya yang kini aku tidak lagi yakin bagaimana rasanya karena terlalu lama dimainkan. Sedangkan aku berulang kali menghela nafas jengah, karena sudah lebih dari 20 menit kami berada disini tak ada satupun obrolan serius yang dibicarakan. Kulirik ponselku sekilas, sudah cukup waktu untuk mentolelir kebisuan ini. “Kalau nggak ada yang mau diomongin, aku mau pulang, Ram. Capek. Besok masih ada visit sama Pak Lurah," ujarku merapikan barang-barang dimeja. Rama mendongak, menatapku dengan pandangan memohon. Aku mendesah berat, “ya kalau gitu kamu ngomong dong! Aku sudah buang waktu 20 menit yang padahal bisa aku pake buat istirahat di rumah," omelku geram. Aku kembali duduk, tapi dengan tatapan tajam me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN