Bab 17

2525 Kata

Tidak terasa waktu cepat berlalu. Dokter Kafa baru mengantarkanku pulang selepas magrib—dan aku dipaksa untuk makan malam bersama disini. Aku sudah menolak sungguh, karena merasa aku tidak cocok untuk ini. Seperti penjelasan Maureen, ternyata Dokter Kafa kalau mandi lama banget! Aku bahkan curiga kalau dia setiap kali mandi itu sekaligus luluran dan melakukan perawatan kulit lainnya. Untung saja obrolan kami—aku, Tante Laila—Mama Dokter Kafa, dan Maureen—menyenangkan jadi waktu selama itu tidak terasa. Dokter Kafa menyuruhku untuk magriban dirumahnya saja. Dia mengimami keluarganya, ditambah aku pendatang. Dia jadi imam, karena Papanya belum pulang. Setelah sembahyang—untuk pertama kalinya dalam hidupku aku di imami oleh Dokter Kafa, aku benar-benar merasa wah. Gila. Aku bahkan tidak berh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN