Kalimatnya barusan benar-benar membuatku mematung tak bisa berpikir apa-apa. Ada sebagian diriku yang merasa lega, tapi ada sebagian lain yang masih menyimpan tanya. Kenyataan itu membuatku tenang, setidaknya aku tidak perlu membenci malaikat kecil—Rishi—juga bidadari surga yang baik dan cantik hatinya—Mamanya. Tapi gosip tentang Dokter Kafa yang sudah menikah—tidak serta merta langsung hilang. Aku perlu mengonfirmasikannya. “Jadi, kalau Rishi keponakan saya, kamu mau makan siang bersama kami sekarang?” Pertanyaan itu membuatku tersadar dari lamunan. Aku menerjap, tidak langsung mengangguk. Kepalaku sulit sekali diajak berfikir jernih! Astaga, mungkin benar efek belum makan cukup juga kekurangan asupan gula membuat kinerja sarafku melambat. “Eum, tergantung, ditraktir atau tidak?” kataku