KAFA POV (flashback) Aku bertemu lagi dengannya—Sabrina, perempuan pemberi surat itu di hari berikutnya. Semenjak kejadian di kantin, kami jadi sering tidak sengaja bertemu di perpustakaan. Well, aku memang lebih suka di perpustakaan daripada di lapangan seperti kemarin—melakukan hal-hal yang tidak berguna di sana seperti cacing kepanasan. Rupanya, Sabrina sama sepertiku. Ia juga rajin mengunjungi perpustakaan akhir-akhir ini. Sesekali kami akan saling menyapa atau bertukar pandangan. Yeah, dia selalu tersenyum saat menatapku dan itu membuatku semakin menyukainya. Bukan ‘suka’ yang seperti itu, hanya saja aku menyukai wajahnya yang selalu ceria dan murah senyum. Terlihat manis dan menyenangkan. Bodohnya aku, karena bukannya malah membalas sapaannya, aku hanya memandangnya datar—bahkan