Puas menangis semalaman aku bahkan tidak sadar kapan aku jatuh tertidur. Jangan tanyakan bagaimana rupaku saat bangun subuh tadi. Sekarang hari Senin yang berarti waktunya kerja. Habis sholat subuh, aku nggak berniat untuk bersiap-siap kerja. Kepalaku pening, belum lagi rupaku yang tidak bisa kujamin kondisinya. Mbak Ine mengetuk pintu kamarku, mengatakan kalau motorku sudah diantarkan oleh Pak Wawan kemarin saat aku kondangan. Aku bahkan belum tidak mengatakan terimakasih pada Pak Wawan. Mbak Ine menanyakan kondisiku yang jelas terlihat berantakan. Aku mengatakan padanya kalau hari ini aku akan ijin sakit saja. Ia kemudian memilih beranjak dari kamar setelah memberikan pesan terakhir agar aku menghubungi Kafa karena sudah dua hari telponnya selalu aku abaikan. Aku mengambil ponsel diatas