Suasana hening menyelimuti mobil saat kami melaju menuju gedung tempat diadakannya pernikahan. Ini pernikahan teman SMA kami. Lebih tepatnya sahabatku SMA yang dulu pernah naksir abis dengan manusia yang sedang memegang kemudi disampingku ini. Rama terlihat tampan dalam busana kasual formalnya. Ia menggunakan dalaman kaos putih yang dibalut blazer kotak-kotak berwarna hitam yang senada dengan celana kainnya. Kacamata yang biasa berengger dihidungnya ia lepaskan—menggantinya dengan softlens bening yang menampilkan ganteng paripurnanya. Aku tidak pernah malu mengakui sahabatku ini memang ganteng. “Sab...” panggil Rama saat kami masih berada di lampu merah. Ia berpaling menatapku. “Why?” tanyaku. “Itu lipstick kamu nggak kemerahan apa ya? Sumpah jelek banget kayak tante-tante. Pake yang bi