kita yang di pertemukan, untuk saling menyebuhkan *** "TIDAK! " Gledys terbangun dengan wajahnya yang penuh keringat. Mimpi itu kembali menghantuinya. "Ada apa Gled?" Sean menghampirinya. Lantas memeluknya. Gledys menangis, tubuhnya gemetar. "Ada apa? " Sean mengurai pelukannya, mengusap lembut kedua pipi gadis itu, menatapnya dalam penuh sayang. "Aku..." gadis itu kembali terisak, tangisannya semakin terasa sesak. Tidak! Itu bukan aku! Itu bukan aku ... Gledys menggeleng, meremas kedua sisi kepalanya. Memejamkan erat kedua matanya. Katakan itu bukan aku! Gadis itu terus menggeleng frustrasi, mimpi itu kenapa begitu terasa menakutkan. "Sayang... " lirih Sean lembut. Merangkup wajah gadis itu, mengarahkan kedua matanya padanya. "Bilang sama aku, ada apa?" Kedua mata teduh S