Pagi-pagi sekali Neriti sudah bersenandung. Wanita itu berkutat dengan salad sayur yang akhir-akhir ini jadi menu favorit sang suami. Ia mencuci sayur-sayuran segar itu dengan semangat. Ia juga mulai merebus jagung manis. "Terima kasih Tuhan untuk semua berkatmu!" "Sebenarnya istriku lagi ngapain di dapur?" "Eh." Neriti menoleh ke belakang dan mendapati Mario sudah duduk di kursinya. Wanita itu tersenyum sungguh manis dan bergegas mendekati sang suami. Sebuah kecupan ia daratkan di bibir cokelat itu. Mendapati aroma khas bangun tidur yang manis baginya. Ah, sungguh romantis. Bahkan aroma yang harusnya kurang sedap itu bisa dianggapnya manis. Mario tak tinggal diam. Direngkuhnya tubuh langsing Neriti. Ia juga membalas kecupan tadi dengan lumatan. Benar-benar khas Mario. "Bib