Diandra mendapati Kinara duduk teremenung. "Nar, maaf, ya, tadi Kakak langsung pergi." Ada sedikit keterkejutan di wajah Kinara. Gadis itu bangkit dan tersenyum datar. Sementara itu, Diandra bingung mau bicara apa dan bagaimana memulainya. Diandra tak mungkin diam saja dengan semua yang terjadi. Akan tetapi, keadaannya kini belum sepenuhnya bisa ia kendalikan. Ia takut salah bicara atau langkah. Bisa-bisa bukannya selesai, justru makin parah. "Narendra ngomong apa sama Kakak tadi?" "Ngomongin tentang hubungan kalian." "Kenapa enggak ngomong sama aku aja?" "Dia terlalu emosi sama kamu," jawab Diandra. Kinara terdiam. Tidak seharusnya ia berharap lagi mendapatkan kesempatan kedua. Apa yang sudah dilakukannya tak pantas dimaafkan. "Aku sadar semua salahku, Kak," ujar Kin