Pagi-pagi benar Kinara sudah terbangun. Gadis itu melihat Diandra masih tidur di sofa. Kinara membiarkannya. Ia tak ingin mengganggu. Ia sendiri menyelesaikan hajat, lalu keluar tepat di waktu seorang petugas jaga masuk. "Pagi." Kinara tersenyum dan menjawa sapaan. Pagi itu Kinara diperiksa tekanan darah dan observasi lainnya. Petugas itu menjelaskan setelah dokter kandungan memeriksanya nanti, keputusan pulang atau tidaknya akan segera didapat. Tak lama setelahnya, sang petugas pun berlalu. Kinara duduk di ranjang, melayangkan pikiran. Otaknya masih terus bertanya bagaimana ia bisa menjalani hari-hari setelah ini. Ia meragukan diri bisa menjadi ibu tunggal. Ia juga menyesal karena kariernya harus hancur saat ini. Tanpa terasa, air matanya jatuh. Di saat bersamaan, datang seora