Setelah Nisa dan Rendra keluar dari kamar hotel, aku segera ke depan cermin dan memperbaiki riasanku, tapi tanpa di duga Rendra kembali masuk dan mengambil sesuatu. "Apa ada yang ketinggalan?" tanyaku penasaran. "Ya, ponselku tertinggal," ucap Rendra membuka laci meja dan mengambil ponselnya yang terletak di dalam sana, aku tidak menyadari kapan Rendra memasukkannya. "Anna, Aku tahu kau sangat marah pada Tuan Rama, tapi tidak semua yang tampak di depan mata itu adalah kebenaran, Anak manis. Selidiki lebih dulu baru kau bisa memutuskan sesuatu. Sebelum menyalahkan orang, kau harus membuktikan orang itu benaran salah atau tidak. Percayalah! Aku tahu Kau bukanlah wanita bodoh, Anna," ucap Rendra lagi dan tak lama kemudian berlalu pergi, dia meninggalkanku buat menyusul Nisa. Aku merenungka