Semburat merah merona menghiasi wajah Nina yang putih bagaikan s**u, ia menundukkan wajahnya dan duduk di sebelah Rafa. Rasa kikuk, canggung menjadi satu persis anak kecil yang ketahuan sedang memakan permen yang dilarang oleh ibunya. Lain hal dengan Rafa, pria itu duduk tenang dan menggenggam tangan gadis itu. Dengan gagahnya ia menghadapi pria paruh baya yang sedang melayangkan tatapan menyelidik kepada mereka berdua.
“Tanpa Papa bertanya lagi, kalian sudah menjelaskan jika hari ini kalian sudah rujuk kembali sebagai suami istri. Jadi, kalian berdua jangan mengelak lagi,” tegas Malik sembari melirik putrinya yang tampak terhenyak.
“Tapi Pah —“ Nina ingin menyela ucapan Malik, hanya saja kini kembali mengatup bibirnya saat melihat raut tegas yang terpancar di wajah tampan papanya.
“Pap
